Pilkada Rasa Sepak Bola

Berikut ini adalah tulisan mentah dari OPINI yang dimuat di koran Radar Tegal pada Rabu, 17 Januari 2018. Saya anggap tulisan ini sebagai kado untuk ulang tahunku, semoga bermanfaat untuk kita.

Pilkada merupakan hal yang menarik dan tidak pernah habis untuk dibahas. Meskipun diselenggarakan rutin tetapi tetap ada nuansa yang berbeda disetiap gelarannya. Jika diibaratkan Pilkada itu seperti sepakbola, dalam sepak bola ada beberapa unsur. Dimulai dari unsur tim yang terdiri atas beberapa pemain, unsur pendukung (supoter) yang bertindak sebagai penyemangat pemain dalam bertanding, unsur wasit sebagai pengadil di lapangan agar pertandingan berjalan sesuai aturan, serta unsur pengamat sebagai prediktor dan penganalisis pertandingan.

Unsur tim ini kita ibaratkan sebagai calon pimpinan daerah dan wakilnya, di sepak bola tim tidak terbentuk begitu saja, ada rentetan sejarah panjang yang mengiringinya. Demikian pula di Pilkada, Pasangan Pimpinan daerah dan wakilnya tidak terbentuk begitu saja, ada deal deal politik yang panjang sehingga mereka mau untuk menyatukan visi dan misi kemudian menjadi berkoalisi.

Unsur berikutnya adalah suporter (pendukung), tipikal pendukung di sepak bola berbeda-beda, ada yang kalau kalah kecewa kemudian mengamuk, ada pula tipikal pendukung yang sangat dewasa baik kalah maupun menang mereka tetap mendukung tim kesayangannya. Pendukung sepakbola tipikal dewasa biasanya menganut madzhab jika tidak mau mendukung disaat kalah maka jangan mendukung disaat menang. Kita tentu sangat berharap agar pendukung di Pilkada kali ini bersikap dewasa sehingga keharmonisan tetap terjaga.

Unsur selanjutnya adalah wasit, di sepak bola wasit sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pertandingan. Sebagai manusia biasa wasit seringkali melakukan kesalahan dalam memutuskan. Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dan kehati-hatian bagi seorang wasit dalam memutuskan peristiwa yang terjadi di pertandingan, jika terjadi pelanggaran wasit perlu jeli dalam memutuskan, apakah layak mendapat kartu kuning atau kartu merah, apakah layak mendapat tendangan pinalti atau tidak. Di Pilkada wasit bisa kita ibaratkan sebagai Bawaslu, kita berharap Bawaslu mampu jeli terhadap keberlangsungan Pilkada kali ini, sehingga tidak ada pihak yang merasa dicurangi.

Komponen lain dari sepak bola yang bisa kita temukan juga di pilkada adalah Pengamat, pengamat sepak bola sering kali sanggup memprediksi tim mana yang akan memenangkan pertandingan berdasarkan data-data dari masing-masing tim yang akan bertanding. Seperti jika pemain kunci  cidera maka peluang menangnya berapa persen. Di Pilkada kali ini pengamat bisa kita dapati di talk show-talk show televisi yang mengangkat tema pilkada.

Selain unsur, dalam sepak bola juga ada moment-moment yang menarik. Pergantian pemain juga bagian dari sepak bola yang menarik, biasanya pergantian dilakukan karena terkait strategi, baik itu karena pemain kelelahan atau mengulur-ulur waktu agar keunggulan skor tetap terjaga. Di pilkada kali ini pergantian pemain bisa kita dapati dari pasangan calon wakil calon gubernur Jawa Timur, Azwar Anas diganti oleh pemain lain. Entah ini bagian dari strategi atau apa, biarlah waktu yang menjawabnya.

Moment lain yang tak kalah menarik ialah Diving, dalam sepak bola diving adalah berpura-pura jatuh agar mendapat keuntungan, bisa mendapat penalty atau pun hadiah kartu bagi pemain yang menjatuhkan. Di Pilkada kali ini ada moment yang menarik, terdapat peristiwa menangis dari sekjen salah satu partai ketika menjawab pertanyaan dari wartawan, entah tangisan ini bagian dari diving atau tidak kita tidak tahu. Sebagai penonton kita pantas menikmati pertandingan pilkada kali ini. Ini semacam hiburan tersendiri bagi kita ditengah kesibukan dan rutinitas yang mendera.

Peluit tanda dimulainya pilkada telah dimulai, mari kita menjadi penonton yang baik dengan tidak menjelekan tim lain. Kita yakin jika tim mampu bermain bagus maka akan menjadi juara, dan jika bermain jelek tentu saja akan terdegradasi. Kita sebagai warga Kota Tegal akan ikut merasakan hingar bingarnya Pilkada pada tahun ini, semoga kita mampu menjadi tuan rumah bagi Pilkada kali ini dengan baik.

Akhirnya, Pilkada ibarat pesta, selepas pesta tentu banyak piring kotor yang perlu kita cuci. Semoga pilihan kita nanti mampu melahirkan pemimpin yang  membawa Kota Tegal menjadi kota yang lebih sejahtera bagi warganya sehingga warganya tidak perlu mencari kesejahteraan di kota lain.